Artikel

Jangan Berhenti Berbuat Baik

Oleh: Abu Ubaidillah Amiruddin

Dalam perbincangan dengan seseorang, kusimpulkan bahwa pertemanan di dunia ini tidak ada yang abadi. Hari ini anda berteman, besok boleh jadi berbalik menjadi lawan. Bahkan orang yang sangat baik sekalipun, padanya nampak sifat- sifat keilmuan, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, sama sekali bukan jaminan.

Pertemanan butuh diuji, oleh sebab itu seorang teman tidak boleh tergesa-gesa diklaim sebagai yang terbaik, sebelum anda  melakukan transaksi jual beli denganya, belum pernah melakukan perjalanan jauh berhari-hari dengannya, bersamanya dalam satu akad usaha, bahkan kebersamaan dalam lembaga dakwah, sehingga nampaklah sifat-sifatnya yang asli.

Sifat Bawaan

Pada setiap orang melekat padanya sifat bawaan, itulah karakter asli seseorang, hal itu bisa nampak dan diketahui setelah melalui kebersamaan yang tidak singkat.

Mencintai  seseorang hendaknya sewajarnya saja, oleh karena kelak suatu saat akan berakhir. Jangankan sahabat, anak dan istri yang selama ini sebagai teman, bisa menjadi lawan. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

Terjemahannya :

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar” (QS al Mumtahanah : 15)

Ketika persahabatan berakhir, sejatinya kebaikan yang selama ini terbangun tidak ikut meluntur bersamaan dengan memudarnya keharmonisan. Kebaikan seharusnya prioritas setiap individu sejak terjalinnya hubungan baik dengan Sang pencipta, maka tugas selanjutnya adalah menghiasi dirinya dengan kebaikan dengan sesama. Firman Allah Subhanahu Wata’ala.

Terjemahnya :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Qs Az Zariayat : 56)

Berbuat Baik Untuk Diri Sendiri

Mungkin akan ada yang beranggapan bahwah betapa sulit berbuat baik, di tengah-tengah beban yang tiada terkira. Demikian halnya pengorbanan yang membutuhkan banyak hal. Sehingga melahirkan keputus asaan dan rasa enggan berbuat baik, pada hal semua itu demi kebaikan sendiri. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

Terjemahannya :

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”.

Tetaplah Tegar Sahabatku

Pertemuan yang telah melahirkan kebersamaan, selanjutnya menyatukan tekad dan visi. Maka nikmatilah, laluilah seiring dengan liku, suka dan duka yang membersamai. Jadikan bumbu perekat ukhuwah dan kebersamaan, tiap kali silang pendapat, toh itu demi kemajuan ummat bukan untuk pribadi kalian, jangan bercerai-berai, sehingga kalian mudah diterkam janji-janji yang menggiurkan di tempat lain.

Dengan demikian, tetaplah tegar, kejar kemuliaan karena sang pemilik-Nya, bukan kemulian setelah tenar sesaat. Kebersamaan seharusnya memperkut, namun jika harus berpisah, lakukan kebaikan karena sang pemilik yang tidak pernah lalai. Berbuat baik bukan karena seseorang, namun karena sang pemilik kebaikan.

Teruntuk jiwa pejuang, perindu kebaikan

Menanti detik – detik berbuka puasa.

Mamuju, 3 Ramadhan 1439 H

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button