Artikelfikih

Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

Seorang Muslim ditekankan untuk menjaga dua belas rakaat berdasarkan sabda Nabi ﷺ

Kata rawatib berarti selamanya, terus berlangsung. Shalat rawatib adalah shalat yang mengikuti shalat fardhu. Faedah shalat ini adalah menambal kekurangan dan cacat yang terjadi pada shalat fardhu sebagaimana telah dijelaskan.

Jumlah rawatib adalah sepuluh rakaat, ia tersebut dalam hadits Ibnu Umar, dia berkata,

حَفِظْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللَّهِﷺرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاءِ كَانَتْ سَاعَةً لَا أَدْخُلُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ ﷺ فِيْهَا، فَحَدَّثَتْنِيْ حَفْصَةُ: أَنَّهُ كانَ إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ وَأَذَّنَ الْمُؤدِّنُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ.

“Aku menghafal dari Rasulullah dua rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat sesudah Zhuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Shubuh, ini adalah waktu di mana aku tidak masuk menemui Rasulullah padanya, lalu Hafshah menceritakan kepadaku bahwa bila fajar terbit, dan muadzin telah mengumandangkan adzan, maka beliau shalat dua rakaat.”

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ تَعَالَى فِي كُلِّ يَوْمٍ يُنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً، إِلَّا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا أَوْ إِلَّا بُنِي لَهُ بَيْتُ في الجنَّةِ.

“Tidaklah seorang hamba Muslim shalat karena Allah pada setiap harinya dua belas rakaat, melainkan pasti Allah membangunkan untuknya sebuah rumah atau: melainkan pasti dia dibangunkan untuknya sebuah rumah di surga.”

Dua belas rakaat ini adalah sepuluh rakaat yang disebutkan dalam hadits Ibnu Umar, hanya saja sebelum Zhuhur adalah empat rakaat (yakni ditambah dua, Ed.T.).

At-Tirmidzi menambahkan dalam salah satu riwayat hadits Ummu Habibah di atas,

أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ.

“Empat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Shubuh.”

Dan berdasarkan apa yang diriwayatkan secara shahih dalam ash-Shahih dari Aisyah, dia berkata,

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ.

“Nabi tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Zhuhur.”

Rawatib yang paling mu`akkad (ditekankan) adalah dua rakaat sebelum Shubuh-sunnah qabliyah fajar-, berdasarkan sabda Nabi

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرُ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا.

“Dua rakaat (sebelum) Shubuh adalah lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya”

Dan berdasarkan ucapan Aisyah tentang dua rakaat ini,

وَلَمْ يَكُنْ يَدَعُهُمَا أَبَدًا.

“Nabi tidak pernah meninggalkan keduanya selamanya.”

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button